Jalan-Jalan bersama Intan

Jalan - Jalan ke Kota Sumenep Madura

Pernah dengar pulau Madura yang terkenal dengan Garam dan Irwan-nya? Haha. Pasti yang suka nonton dangdut akademi langsung ngerti. Pulau Madura adalah pulau masa kecilku. Dulu ketika aku belum sekolah sering dititipin di rumah nenek dan tahun lalu baru sempat jalan-jalan ke sumenep, Madura. Hmm kangen rasanya sama Madura. 

Jalan - Jalan ke Sumenep Madura
Photo Suramadu Bridge from Google Image

Banyak yang bilang orang Madura itu keras, suaranya kencang dan logatnya medog bahasa Madura. Yah persis banget sama tukang sate asli Madura yang sering kita temui. Hehe. Tapi jangan salah, itu hanya penampilan luarnya saja, kalau dalamnya sih tergantung sifat masing-masing orang. 

Kalau dulu, waktu aku ke Madura sama orang tua selalu naik kapal ferry. Jadi enak bisa lihat lautan luas dari dekat, goyangan ombaknya juga terasa, angin laut yang mengalir dingin juga membuatku kangen masa itu. Sekarang zaman sudah modern, kita bisa langsung ke pulau Madura tanpa menunggu lama dan mengantri kapal ferry lagi dengan langsung menyebrang melewati jembatan SuraMadu. 

Jembatan Suramadu memang praktis, membuat kita cepat sampai ke tujuan dan indah jika dipandang, tapi gak enaknya kita tidak bisa menikmati indahnya lautan seperti naik kapal ferry. Belum lagi di jembatan ada larangan untuk berhenti sehingga pengendara hanya bisa melaluinya saja. 

Kalau kalian dari Malang bisa naik bis Pelita Mas dari terminal atau kalau punya pakai mobil atau sepeda motor. Untuk perjalanan dari Malang-Sumenep (Madura) sendiri memakan waktu 8 jam (sama seperti kita tidur). Wajar saja karena kota Sumenep berada di ujung pulau. Walaupun jauh, kita bisa menikmati pemandangan pantai yang indah dengan perahu nelayan yang banyak berlabuh.

Madura sebenarnya sama seperti kota lainnya, hanya saja penduduk disana kebanyakan hidup dari bertani, pedagang dan berlayar mencari ikan / nelayan. Kalau di kota Sumenepnya, kendaraan umumnya adalah becak, angkot dan kendaraan bermotor. Dulu aku suka banget naek becak kemana-mana. 

Rumah orang Madura juga besar-besar dengan halaman yang luas. Halaman yang luas itu kalau di rumah modern mungkin bisa dibuat kolam renang yang luas. Tapi di rumah nenekku hanya dibuat halaman untuk berjemur pakaian, bersepeda, dan lain-lain. Banyak juga pohon kelapanya, jadi kalau ingin es degan tinggal manjat dan minum saja. Haha. 

Tapi dibandingin dulu, sekarang rumah disana juga semakin banyak karena pertumbuhan penduduk. Sebelah rumah nenekku yang dulunya hanya ladang kosong yang banyak tanamannya, sekarang menjadi rumah-rumah. Terasa sekali perubahannya. 

nenekku dari Madura
Nenekku

Di Sumenep banyak tempat wisata seperti candi dan pantai-pantai. Tahun lalu aku pergi ke pantai Salopeng dengan keluargaku. Untuk ke pantai kita harus menempuh desa-desa dan jalanan berliku yang menurun. Setelah itu, kita bisa melihat hamparan pasir putih dengan ombaknya yang mengalir indah. 

Disana kita bisa membuat istana pasir, berenang (tapi jangan jauh-jauh bahaya), dan berjemur kalau mau. Haha. Di pantai tersebut juga banyak tersedia meja-meja kosong untuk kita berteduh maupun makan bekal dari rumah. 

Ngomong-ngomong soal makanan. Makanan Madura adalah favoritku. Makanan Madura yang aku sebutkan ini jarang ditemui di daerah Jawa. Diantaranya rujak Madura, Kaldu kacang hijau, soto Madura, sate Madura, Apen dan Korket. Rujak Madura menurutku lebih enak dibandingkan rujak jawa yang hitam. Rujak Madura warnanya coklat dengan bau petis khas Madura dan cuka. Uniknya lagi soto Madura diracik dengan menggoreng semua bahannya dulu seperti bawang goreng, ayam goreng, cambah goreng, kentang goreng dll kemudian dicampur suun dan disajikan dengan kuah yang enak. Apennya juga beda dari yang lain, kuahnya putih kental dan manis. Enak banget pokoknya. Yang ingin merasakan rasanya bisa baca disini.

No comments:

Post a Comment

Adbox

@templatesyard