Jalan-Jalan bersama Intan

Jalan-Jalan ke Gunung Bromo Jawa Timur

Waktu SMA dulu, aku dan teman-temanku pernah pergi ke Gunung Bromo. Walaupun wisatanya sudah bertahun-tahun yang lalu tapi aku masih ingat bagaimana perjalanan tersebut dilakukan. Nostalgia banget kalau aku bisa kesana lagi. Gunung bromo adalah gunung aktif yang terletak di 4 kabupaten yang ada di jawa timur yaitu kabupaten malang, probolinggo, lumajang dan Pasuruan.

Jalan-Jalan ke Gunung Bromo Jawa Timur

Nama gunung Bromo dibentuk dari nama dewa ‘Brahma’ dalam agama Hindu. Karena orang jawa membaca huruf A menjadi O maka penggucapan gunung Brahma jadi Bromo. Selain Bromo, gunung ini juga disebut gunung Tengger yang diambil dari singkatan nama putri Roro Anteng dan Joko Seger.

Di gunung bromo ada suatu cerita legenda tentang asal usul gunung tengger. Ceritanya tentang 2 orang sepasang kekasih yang sudah lama menantikan seorang anak, tapi mereka tidak juga diberi keturunan. Oleh karena itu pasangan ini, putri yang bernama Roro Anteng dan suaminya Jogo Seger memohon pada dewa gunung agar mereka dikaruniai seorang anak. 

Dewa tersebut mengabulkan permohonannya dengan memberikan 24 anak kepada pasangan itu, tapi ternyata mereka memiliki 25 anak dengan anak terakhir yang bernama Jaya Kusuma. Untuk permintaan dewa maka anak terakhir harus dimasukkan ke dalam kawah berapi gunung tengger, anak itu juga meminta pada masyarakat tengger agar mereka selalu berbakti dengan mengorbankan hasil ladang mereka ke dalam kawah setiap tanggal 14 bulan kasada (bulan 10). Sejak itulah setiap tahun para warga tengger melakukan upacara Kasada. 

Kami ke gunung Bromo untuk melihat sunrise atau matahari terbit pada pukul 5 pagi. Katanya kalau melihat dari gunung bromo, matahari terbit serasa indah dan menakjubkan karena matahari terlihat begitu dekat dan lekat dengan awan-awan yang berterbangan di langit puncak gunung bromo.

Waktu itu kami berangkat dari sekolah menggunakan mobil travel. Sesampainya di daerah tengger, hari sudah malam sehingga kami semua membangun tenda di sekitar gunung. Pada saat itu, hari semakin dingin. Aku sampai pakai jaket double untuk menghangatkan diri. Jadi kalian juga jangan lupa untuk membawa Jaket setebal mungkin. Setelah berkemah, bercanda tawa, dan makan akhirnya kami semua tidur dan melanjutkan perjalan sekitar pukul 3 pagi.

Pada dini hari tersebut, kami sudah disuruh untuk berjalan kaki menuju puncak bersiap-siap melihat matahari turun. Bukan kami saja, banyak orang lain juga yang terlihat berjalan kaki. Tidak lupa juga membawa kamera yang super canggih. Tapi pada saat itu hanya temanku yang bawa dan fotonya langsung dicetak dan tidak bisa pakai Hp. Tahulah dulu zamanku SMA paling ngetrend adalah Hp Nokia yang bisa sms-an saja dan mendengarkan music. Sesampainya di puncak menunggu turunnya Sang matahari tapi ternyata awan di kala itu menutupinya. Jadi pemburuan sunrise kali ini gagal total. Huhuhu. 

Setelah naik puncak, kami kembali lagi ke base camp untuk makan pagi dan melanjutkan perjalanan ke lautan pasir yang pernah dibuat lokasi syuting Pasir Berbisik. Wilayah ini indah sekali bahkan ada juga yang membuat foto preweddingnya disini. Keren banget!!

Untuk ke kawah kami semua harus melalui 250 anak tangga, kalau anda tidak kuat jalan bisa sewa kuda dengan harga yang masih terjangkau. Naik gunung itu memang capek banget karena naik dan turunnya membuat kaki letih, lemas dan kesel sekali. hehe. Tapi jangan khawatir setelah anda mencapai puncak, lelah anda akan hilang seketika karena terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan. Bau belerangnya juga terasa dan membuat nafas tersendat-sendat, kalau bisa sih saran saya pakai masker wajah saja. Di sekitar gunung bromo, anda akan melihat banyak pedagang bunga edelweis yang dijuluki bunga abadi. Konon katanya jika anda memberikan bunga edelweiss pada pasangan maka cinta anda akan abadi selamanya. Percaya atau tidak??

No comments:

Post a Comment

Adbox

@templatesyard